Pertama, khitan hukumnya wajib atas lelaki dan perempuan. Ini pendapat ulama Syafi’iyah, Hanabilah, dan sebagian Malikiyah. [Imam Nawawi, Al-Majmu’, 1/300; Ibnu Muflih, Al-Mubdi’, 1/103; Ibnu Juzzai, Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, ms.167].
Kedua, khitan hukumnya sunnah (tidak wajib) atas lelaki dan juga perempuan. Ini pendapat ulama Hanafiyah, Imam Malik, Imam Ahmad dalam satu riwayat, dan Imam Syaukani. [Imam Sarakhsi, Al-Mabsuth, 1/156; Ibnu Juzzai, Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, ms.167; Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 1/85; Imam Syaukani, Nailul Authar, 1/294].
Ketiga, khitan wajib atas lelaki, tapi sunnah (tidak wajib) atas perempuan. Ini pendapat Imam Ahmad dalam riwayat lain, sebahagian ulama Malikiyah dan ulama Zhahiriyah. [Ibnu Muflih, Al-Mubdi’, 1/104; An-Nafrawi, Al-Fawakih Ad-Dawani, 1/461, Ibnu Hazm, Al-Muhalla, 2/217].
Artikel ini disedut dari http://ustazazhar.net/
0 comments: